Pages

Showing posts with label when love become a part of life journey. Show all posts
Showing posts with label when love become a part of life journey. Show all posts

January 6, 2014

Love, come and go #3

Hari-hari terus berlalu dan Sia terus berharap adanya balasan surat dari Adi, namun balasan itu tak pernah datang. Sia mungkin merasa heran dan berpikir apakah Adi terlalu sibuk untuk membalas suratnya.

Hingga suatu hari, disaat bel pulang sekolah dimana seharusnya semua murid kembali ke rumahnya masing-masing, Adi dan Lina tidak langsung pulang tapi menyempatkan sedikit waktu untuk bertukar surat balasan. Waktu itu, jarak dari tempat duduk Adi ke tempat duduk Lina di kelas hanyalah 1 baris saja. Surat yang telah dilipat sedemikian rupa dapat dengan mudah diberikan kepada Lina hanya dengan sedikit melempar secara perlahan saja. Dan pada saat Adi melempar surat itu ke Lina..., *HAP*. Tiba-tiba Sia muncul dan menangkap surat yang seharusnya ditujukan kepada Lina. Adi dan Lina kaget, dan segera Lina merebut surat itu dari tangan Sia. Adi dan Lina segera pulang, dan Sia kini tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Siang itu, seusai kejadian tertangkapnya surat Adi, Adi menunggu orang tuanya menjemputnya di halaman sekolah. Tak lama kemudian, Sia datang menghampiri Adi dan bertanya kepada Adi.

"Mengapa kamu tidak membalas surat ku? Apakah kamu suka dengan orang lain?" . Tanya Sia kepada Adi.
"Ya! Aku sudah punya orang lain yang aku suka-i". Sahut Adi dengan spontan. 
"Siapa?" Lanjut Sia.
"Rina! Aku suka dengan Rina. Tolong jangan ganggu aku lagi.". Begitulah Adi berbohong kepada Sia. 
Adi pergi meninggalkan Sia karena orang tua Adi telah datang menjemputnya. Dan Adi yakin bahwa Sia tahu bahwa Adi berbohong kepada Sia karena peristiwa tertangkapnya surat Adi kepada Lina sudah jelas menjawab siapa yang disuka-i oleh Adi.

*Rina - salah satu siswi yang cukup pandai di kelas Adi.

(..to be continued..) 

June 20, 2012

Love, come and go #2

"..Selesai juga akhirnya..", begitu kata Adi di dalam hatinya setelah menulis surat cinta pertamanya yang ditujukan kepada Lina. Hal berikutnya yang harus dipikirkan oleh Adi adalah bagaimana memberikan surat itu dan kapan saatnya memberikan surat itu? Tak mudah memang bagi Adi, karena menulis surat cinta baginya masih merupakan hal yang tidak biasa, apalagi bila diketahui oleh teman-temannya. Seperti kata banyak orang tua pada umumnya, "..kecil-kecil kok sudah jatuh cinta..".

Hari yang ditunggu tiba juga dan lagi-lagi, Adi belajar dari apa yang dilakukan oleh Sia di kesempatan sebelumnya. Mudah saja, di jam istirahat dimana kelas dalam keadaan sepi, Adi dengan perasaan was-was menaruh surat cinta yang dibuatnya ke dalam tas Lina. Pelan-pelan, sambil menoleh kesana kemari, waspada apabila ada teman yang tiba-tiba datang dan memergokinya. Daaaaan, sampailah Adi di meja Lina, ditaruhnya surat itu ke tas Lina dan lega-lah dirinya. Seperti sebuah bom telah dijinakkan. Hahaha, segera Adi melangkah keluar kelas dan memulai istirahat-nya dengan sisa waktu yang ada.

April 7, 2012

Love, come and go #1

Adi melanjutkan menjalani sisa waktunya di bangku sekolah dasar. Semenjak kepergian Ella, Adi merasa ada sesuatu yang hilang. Namun, ada yang berbeda. Seperti apa yang banyak dikatakan orang, "..ada yang pergi, ada yang datang..". Adi sadar dia masih punya teman-teman yang mengisi kesehariannya, dan tentunya ada yang begitu spesial bagi Adi. Lina, itulah panggilannya.

Memang, Adi tidak pernah berpikir bahwa Lina akan menjadi orang yang spesial baginya. Kedekatan itu berawal dari bangku sekolah. Ya, keduanya mendapatkan giliran untuk duduk bersama. Dan tentu saja, dari komunikasi yang intensif, sebuah perasaan bisa saja muncul. Adi sadar akan hal itu, namun dirinya masih ragu sejak kisah pilunya ketika harus "ditinggal pergi" oleh Ella.

March 11, 2012

Simply, Love. #3

Adi kini duduk di kelas 6 sekolah dasar. Adi masih sama seperti dahulu, terutama soal prestasinya di bangku sekolah dasar. Prestasinya tergolong buruk dan hal itu seringkali membuat dirinya takut saat harus pulang ke rumah, bahkan malu saat hasil ujian harus dibagi dengan gaya wali kelasnya yang membacakan nilai anak-anak didiknya satu per satu. Adi hanya bisa menghela nafas, terutama ketika mengingat saat-saat indahnya di masa lalu yang harus berakhir dengan begitu cepat. Ya, itu benar, seorang gadis yang pertama kali dia lihat beberapa tahun lalu dan baru 1 sampai 2 tahun menjadi temannya, harus pindah sekolah. Bagi Adi, itu berarti dia akan sulit melihat sosok gadis itu lagi, sungguh menyesakkan dada Adi. *sigh*

Pertemanan itu memang sempat terjadi. Mengingat kisah yang dimulai dari pandangan Adi di suatu pagi, dimana keadaan sekolah masih lengang, hal itu akhirnya berlanjut hingga Adi dapat mengenal dan menjadi teman si gadis itu. Ella, ya itulah sapaan si gadis itu. Adi tahu dirinya terpikat pada pesona kecantikan Ella. Disamping itu, Ella adalah seorang gadis yang menonjol secara prestasi di kelas. Ranking 1 hampir selalu diraih Ella. Namun, Adi tak pernah mengatakan apa yang dia rasakan kepada Ella. Malu, takut, merasa kecil, semua bercampur menjadi satu. Tak lupa, prestasi Adi yang jauh dibanding dengan Ella, membuat dirinya minder.

Sebagai seorang gadis cantik dan berprestasi di sekolah, tentu saja banyak yang mendekati Ella. Seperti bunga mekar yang harum, tentu saja banyak kumbang berdatangan. Tapi kumbang ada banyak macam, kumbang macam manakah si Adi?

March 1, 2012

Simply, Love. #2

Adi tersadar dari bayangan masa kecilnya, masa-masa dimana dia dibawa ke tempat yang bernama sekolah. Adi masih mengingat dengan jelas bagaimana saat dia masuk ke taman kanak-kanak untuk pertama kalinya.

Tahun ajaran baru di sekolah dasar dimulai dan tetap saja, Adi tidak merasakan sesuatu hal yang spesial tentang sekolah. Adi hanya menunggu bel yang menjadi tanda masuk kelas di pagi hari itu. Menunggu dan menunggu, hingga seseorang mendekatinya dan menyapa dirinya..
"Hoooi, Adi..! Apa kabar?". 
Adi menoleh ke arah suara panggilan itu datang dan dia mendapati seorang yang tak asing lagi perawakannya.
"Eh, kamu Yong kan?". Sahut Adi dengan polosnya.
"Iya, kita kan teman sejak TK dulu..". Begitu kata Yong.
Teman? Bagi Adi, ini pertama kalinya dia mengetahui bahwa Yong menganggapnya teman. Tentu saja hal itu membuat Adi senang, dan itulah awal persahabatan antara Adi dan Yong. Ya, persahabatan bisa terjadi hanya dengan keadaan atau kondisi yang sederhana.

February 22, 2012

Simply, Love. #1

Adi, usia 7 tahun, seorang anak kecil yang polos yang tinggal di sebuah kota sederhana tak menyangka bahwa dirinya telah duduk di kelas 1 sekolah dasar. Sejenak ia mengingat masa lalunya di taman kanak-kanak, satu hal yang masih tertanam di pikirannya. "Sekolah adalah tempat yang menyebalkan, dan bersekolah adalah hal yang menyebalkan.."

Semuanya itu bermula di suatu hari, Ayah dan Ibu Adi membawanya untuk pergi ke sekolah. Namun di pagi hari itu, pembicaraan antara Ayah, Ibu dan Adi pun berlangsung..
"Adi, ayo cepet ganti baju kamu". Ayah dan Ibu sudah berpakaian rapi.
"Ah, mau kemana sih pagi-pagi gini".
"Sudah, ayo kamu pakai bajumu ini". Ibu terkesan memaksakan baju yang sudah disiapkannya kepada Adi.
"Haduh, mau ke mana sih? Pokoknya aku gak mau sekolaaaaah!", sahut Adi yang sedikit menyimpulkan apa itu sekolah dari kakaknya yang sudah bersekolah terlebih dahulu.
"Kita mau ke swalayan, ayo sudah cepet pakai itu baju.", sahut Ibu.