Pages

April 22, 2014

Egoisnya saya..

Pagi ini, sambil menunggu makan pagi tersedia, saya cerita ke mama saya kalau kemarin saya baru saja salah membeli sebuah barang yang harganya lumayan juga.. Memang barang itu boleh saya tukarkan dengan barang yang lebih murah harganya, tapi duit sisanya ngga boleh di-refund. Oh men.. Harus dibelikan barang, singkatnya duit itu harus dikeluarkan juga..

Apa barang itu? Timbangan. Bukan timbangan badan (hehehe..) Tapi timbangan dapur untuk keperluan kerja.

Apa yang salah dari timbangan yang saya beli? Di timbangan tertulis d=5g; dan ini rupanya membawa masalah buat saya. Tulisan itu rupanya artinya timbangan tsb naik turun nya per 5g. Jadi kalau saya punya barang dengan berat 12g, ngga bisa akurat dong.. Astaga! Singkatnya boleh tukar dengan timbangan dengan d=1g yg lebih murah dan sisanya seperti yang saya jelaskan di awal..., MELAYANG!

Reaksi mama saya? Kaget (barangnya kok mahal), lalu saya dikasi nasihat supaya kalo beli barang dilihat dulu.. Nah disinilah masalahNYa. Saya berargumen kalau saya ngga tau soal d=5g atau d=1g. Jadinya saya ngomel balik, lha saya merasa diri ngga salah soalnya saya ga tau.

Sesudah ngomel, saya jadi berpikir, iya juga kayaknya timbangan segitu cukup mahal apalagi dengan kesalahan yg saya perbuat. Kok saya begitu egois, seakan saya ngga mau disalahkan karena keteledoran saya.

Ini membuat saya berpikir, apa iya saya ini sabar? Ada yang bilang kalo saya itu orangnya sabar, apa iya? Saya menyadari bahwa mungkin saya terlihat sabar jika di luar rumah. Ketika di luar rumah saya bersalah atau dipersalahkan, pada umumnya memang saya berusaha berpikiran positif, tidak menentang, cenderung menerima. Tapi beda jika sudah di rumah, saya cenderung menentang, egois, ngga mau disalahkan, dan parahnya itu problem yg dibicarakan di dalam dan di luar rumah itu sama, seperti kejadian salah beli timbangan di atas.

Di luar rumah, salah beli timbangan, saya menerima, pasrah, ya sudahlah, mau gimana lagi.
Di dalam rumah, salah beli timbangan, saya ngga salah, lha ngga dijelasin, ya mana saya tau.

Begitu egoisnya saya. Waktu refleksi yg singkat ini sungguh menegur saya (sewaktu nulis postingan ini). Saya harus merubah itu semua, saya harus jadi seperti apa adanya saya. Bantu saya, doakan saya ya kawan2.. Semoga keegoisan itu bisa jauh dari saya..

Baiklah. Sekian refleksi singkat saya hari ini.. Saatnya menghadapi hari! Semangat :)

January 6, 2014

Love, come and go #3

Hari-hari terus berlalu dan Sia terus berharap adanya balasan surat dari Adi, namun balasan itu tak pernah datang. Sia mungkin merasa heran dan berpikir apakah Adi terlalu sibuk untuk membalas suratnya.

Hingga suatu hari, disaat bel pulang sekolah dimana seharusnya semua murid kembali ke rumahnya masing-masing, Adi dan Lina tidak langsung pulang tapi menyempatkan sedikit waktu untuk bertukar surat balasan. Waktu itu, jarak dari tempat duduk Adi ke tempat duduk Lina di kelas hanyalah 1 baris saja. Surat yang telah dilipat sedemikian rupa dapat dengan mudah diberikan kepada Lina hanya dengan sedikit melempar secara perlahan saja. Dan pada saat Adi melempar surat itu ke Lina..., *HAP*. Tiba-tiba Sia muncul dan menangkap surat yang seharusnya ditujukan kepada Lina. Adi dan Lina kaget, dan segera Lina merebut surat itu dari tangan Sia. Adi dan Lina segera pulang, dan Sia kini tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Siang itu, seusai kejadian tertangkapnya surat Adi, Adi menunggu orang tuanya menjemputnya di halaman sekolah. Tak lama kemudian, Sia datang menghampiri Adi dan bertanya kepada Adi.

"Mengapa kamu tidak membalas surat ku? Apakah kamu suka dengan orang lain?" . Tanya Sia kepada Adi.
"Ya! Aku sudah punya orang lain yang aku suka-i". Sahut Adi dengan spontan. 
"Siapa?" Lanjut Sia.
"Rina! Aku suka dengan Rina. Tolong jangan ganggu aku lagi.". Begitulah Adi berbohong kepada Sia. 
Adi pergi meninggalkan Sia karena orang tua Adi telah datang menjemputnya. Dan Adi yakin bahwa Sia tahu bahwa Adi berbohong kepada Sia karena peristiwa tertangkapnya surat Adi kepada Lina sudah jelas menjawab siapa yang disuka-i oleh Adi.

*Rina - salah satu siswi yang cukup pandai di kelas Adi.

(..to be continued..)